Kamis, 25 Mei 2017

Mereka Bilang

Kadang kadang kita suka menertawai diri dalam hati, meski kadang kenyataan tidak selucu itu. Sudah lama aku mencintainya, rasanya seperti keseharian. Bila aku mencintai seseorang, aku akan memberikan seluruhnya.

Lagi dan lagi aku dibuat luluh oleh satu orang yang tidak cuma sekali membuat kecewa. Orang bilang aku bodoh. Biarlah. Orang yang ingin bahagia selalu butuh kebodohan yang cukup.

Mereka bilang karna sudah terlalu cinta. Tapi cintakah bila terlalu ? Mereka bilang aku keras kepala karna ku biarkan perih terasa baik baik saja selama tidak kehilanganmu.

Mereka hanya bisa protes karena mereka tidak paham. Aku ingin di pahami semagaimana aku yakin satu hal yaitu, kamu mencintaiku. Cukup kamu yang pahami aku tak perlu semua orang.



Entah Akan Berakhir Seperti Apa

Entah akan berakhir seperti apa
Yang ku tau pernah ada kita dari aku dan kamu

Entah akan berakhir seperti apa
Yang ku tau kita pernah saling mengasihi

Entah akan berakhir seperti apa
Yang ku tau kita pernah dekat tak berjarak

Entah akan berakhir seperti apa
Yang ku tau kita hanya terus melangkah lebih jauh

Tak ada jalan yang mudah untuk menjadi pemenang.

Entah akan berakhir seperti apa
Aku hanya ingin menuliskan tentangku hari ini, tentangku yang ingin ku tertawakan pada akhirnya.

Entah akan berakhir seperti apa
Hari ini mentari masih menuntun merpati mengelilingi dunia
Hari ini angin masih menggugurkan dedaunan
Hari ini kamu melangkah lebih jauh denganku

Entah akan berakhir seperti apa
Hari ini,
Teruntuk kamu, jangan pernah berhenti jika lelah, bersandarlah padaku karna aku temanmu melangkah.
Teruntuk kamu, jangan melangkah mundur jika penat, bumi ini bulat, berlarilah lebih kuat karna aku masih berada di titik yang sama.









Minggu, 27 November 2016

BEAUTY REVIEW : Revlon Colorstay Aqua Mineral Makeup

Hello Gorgeous
Aku mau coba coba review perintilan makeup. Di saat orang orang beralih dari blogger menjadi vlogger, aku malah tertarik buat ketak ketik.

Anyway, first review aku kali ini adalah Revlon Colorstay Aqua Mineral Makeup alias powder alias bedak.



Kemasan dari bedak tabur pada umumnya cenderung lebih pendek dan melebar. Kalau si Revlon ini hadir dengan kemsan yang unik, berbentuk tabung yang mungil dangan kaca transparan .. eh bukan kaca deh, plastik hehe. Revlon Colorstay Aqua juga di klaim sebagai mineral makeup. Sebenarnya apa sih mineral makeup itu ?

Makeup Mineral terdiri dari partikel halus bubuk oksida besi, zinc oksida dan titanium oksida yang di tambang dari perut bumi. Selain lebih alami sehingga lebih sedikit menimbulkan alergi, kelebihan dari makeup mineral ini mampu memberikan pigmen perlindungan dari matahari, ringan dan tidak menutup pori pori maka jerawat bisa di hindari dan akan menghasilkan makeup yang flawless look.


Dan kalau bedak tabur pada umumnya di sediakan sponge, kalau si Revlon ini datang dengan brush mini di bagian atas tutupnya.

Walapun bulu bulunya halus, tapi si bush mini ini kurang cocok sebagai apliator karna dia terlalu kaku, malah bikin bedak terbang kemana mana. Kan sayang.


Shadenya aku pilih yang Light Medium, ada berapa pilihannya aku lupa, main main aja ya girls ke counter Revlonnya. Bedak ini ada shimerya, tapi gak lebay kok masih halus, malah bikin kulit kelihatan glowing dan sehat. Sampai waktu itu, ceritanya aku lagi di satu toko aksesois di mall yang lampunya kuning remang remang, ada temen yang bilang "kamu keringetan yaa, tapi kok seger banget mukanya". Aku mau ketawa, sebel tapi seneng. Ya masa di mall aku keringetan, tapi seenggaknya si bedak ini efeknya ada dan keliatan lah yaa.

Untuk soal coverage jenis bedak tabur sih sebaiknya gak usah mengharapkan yang gimana mana. Sama kaya si Revlon ini yang menurut aku gak ada coveragenya di bandingkan dengan bedak tabur emina, tapi untuk ketahanannya oke banget, hampir 12 jam dipakai shimernya masih on poin, haha. Oil kontrolnya juga oke, bisa menunda T-Zone aku berubah jadi kilang minyak.
Untuk penggunaan dengan BB cream atau foundation, beuhh bedak ini badhai lah, cucok banget, bikin makeup wajah kita keliatan flawless abis.


Oh iya, begitu di aplikasiin ke wajah, kita akan merasakan sensasi basah basah adem. Awalnya norak, kirain brushnya basah atau ketumpahan air, padahal dari namanya aja udah ada aqua aqua nya ya, eh ada hubungannya gak sih ? . Tapi waktu di counternya aku sawatch di tangan gak berasa tuh sensasi basah basah adem, jadi mungkin sensasinya akan hilang seiring berjalannya waktu (yang penting perasaan kamu ke aku jangan kaya gitu ya mas). Kebiasaan kalau beli makeup, beli dulu baru liat reviewnya. Aku beli bedak ini dengan harga Rp 170.000 di counernya Revlon Supermall Karawaci dengan berat bersih 9.9 gr which is kayanya paling mahal dari orang orang yang udah review sebelumnya. Hiks

Sayangnya si Revlon Colorstay Aqua Mineral Makeup ini gak travel friendly, atau aku yang agak agak bodoh karna membuka semua sticker pelindungnya, jadi dia akan menyisakan si bedak di atasnya yang cukup banyak. Kalau di bawa bawa di tas, udah nyungsep sana sini begitu di buka... buarrr tumpah tumpahan deh tuh isinya. Ngerti kan maksud aku ? hehe. Repurchase gak ya ? Pikir pikir dulu deh








Sabtu, 14 Mei 2016

Dua Jam Sebelum Hari Itu

Seminggu sebelum hari itu mataku lebih terlena menatap langit langit kamar. Berpikir cara menjadikan hari itu istimewa, untukmu.

Aku ingin seperti yang lain, tidak ingin yang lain dari biasanya. Aku ingin menjadikan diriku istimewa untukmu, walau sering kau katakan aku sudah. Aku ingin kita menjadikan hari itu lebih membahagiakan dari hari biasanya.

Kemeja, sapasang sepatu, tas dan jam tangan, aku ingin semua untukmu.
Membangunkanmu dengan kejutan yang kubawa tepat di tengah malam. Aku ingin melakukan itu untukmu seperti kebanyakan. Seperti yang kau lalukan padaku.

Tapi maaf atas keterbatasanku yang teramat. Aku harus memilah benda apa yag penting untukmu. Sebuah kemeja, tas, jam tangan kah, atau sepasang sepatu ?

Bahkan untuk menyusulmu, memberikan kejutan yang hanya berupa kehadiranku dari jarak ratusan kilometer aku tak mampu kompromi dengan waktuku bekerja. Aku tak mampu.

Malam berikutnya kupandangi kotak berbungkus warna warni yang ku pilih berkali kali, terselipkan surat wangi berisian doa yang ku tulis dengan puisi berharap agar kau suka.

Hari itu tiba, mataku yang sejak lalu terlena menatap langit kamar masih belum bisa bertemu dengan matamu. Kotak warna warni yang terselipkan surat wangi itu pun masih bertahta di meja kamarku, entah sampai kapan, sampai tiba saat kau menemuiku.

Aku (dan pasti kamu juga) ingin seperti yang lain, mengamini doa doa yang kau panjat setelah tiup lilin. Berdoa meminta apapun tanpa ampun untuk esok yang lebih baik, bersyukur atas apa yang sudah dicapai sampai saat ini. Aku ingin disuapi kue potongan pertamamu. Menyambut pertambahan usiamu dengan nyanyian merdu nan riang. Tapi yaa .. kita lain, daripada yang lain.

Aku hanya bisa berdoa dari sini, dari tempatku .. dan kamu dari tempatmu disana. Bersua lewat suara.

                                     ***

Kita pernah berjarak ratusan kilometer, tapi hatiku dulu tetap bahagia dengan cerita tak penting kita di linimasa. Sekarang, kita dikota yang sama, tapi tak pernah minum kopi bersama sama. Tak lagi melepas penat di pantai sampai terbit senja.

Tau kah kamu apa yang menyebabkan orang ingin kembali ke masa lalu ? Di masa lalu ia menemukan kebahagiaan yang dihari ini mungkin sudah luput dari genggamannya. Dan aku mencarinya.. kebahagiaan yang luput. Tapi kau pergi membawa semua cahaya, berlari menjauhiku yang meraba dalam gelap.

Menuliskan makna pada semua kalimat tentang dirimu bahkan lebih mudah dibanding kesulitan hidup setelah kau tiada. Bahwa memuntahkan cerita tentang mu seribu kali lebih mudah daripada menyadari bahwa jiwaku telah gusar menahan sepi saat kau tak disini.

Sampai sekarang, aku masih ingin bertanya mengapa kamu datang untuk kemudian pergi kembali ? Aku masih ingat dimana rumahmu, tapi aku tak punya nyali untuk mengetuk pintu. Aku setengah mati mengutuki diriku dengan perih yang tak terbantahkan, bahwa aku tak pernah bernyali untuk jelas mempertanyakan. Aku sudah lelah menduga duga.

                                 ***

Sekarang dan beberapa tahun kemarin aku memang tak lagi melakukan ritual cemas cemas bahagia untuk menyambut hari itu. Tak juga menyiapkan sekotak kado berselipkan surat wangi. Tak membiarkan mata terlena menatap langit langit kamar mencari cara berkompromi dengan segala keterbatasan untuk menemuimu, memberikan sebuah kejutan manis.

Malam ini kupejamkan mata, membiarkan logikaku lumpuh dikalahkan oleh rasa yang mengendap masuk, menjelajah kenangan yang tak bisa ku hapus. Ku usap potret usang yang tak bisa tersentuh, lalu kusadar bahwa rindu itu menyentak, tepat saat hati meretas kenangan.

Malam sudah semangkin membungkuk. Rembulan kian meninggi. Dua jam sebelum hari itu hanya hening, sebelebihnya adalah rindu untuk mengucapkan ...

Selamat ulang tahun.






(02 April 2016)



Senin, 15 Juni 2015

Biarlah Tuhan..

Aku adalah perempuan yang (masih) mencintaimu dengan sangat. Dan kau sia-siakan dengan amat.

Dengan segala sebutan yang pernah aku sematkan untuk mengistimewakanmu. Sayang, Mas, Kakak, Abang. Aku patah hati

Biarlah Tuhan ...
Berdoa yang baik baik, semampun dan sebanyak yang diminta, ku tau Tuhan tidak akan meronta, setiap ucapan doa akan didahulukan. Dan aku lakukan itu.

Biarlah Tuhan ...
Kali ini hujan turun mencium bumi, saatnya malaikat turun dan menyapa manusia yang berdoa dengan sungguh dan meneruskan doa yang sahaja pada Tuhan. Berdoa sebanyak mungkin sampai tak ada kata yang tak mungkin. Meminta apapun dan menginginkan semua terkabul tanpa ampun.

Biarlah Tuhan ...
Ketika sudah tak ada lagi yang mampu memperdulikan, menyayangi dan menemani, datanglah pada Tuhan yang maha mengasihi. Mengadu pada Nya yang selalu ada tanpa terbersit meninggalkan.

Biarlah Tuhan ...
Ketika sepertiga malam saat raga masih terkantuk, ambilah air suci dan duduk dengan tenang. Tunduk pada kiblat dan berecerita tentang keluh pada Nya yang maha hebat.

Ini aku, berada di sepertiga malam dengan hujan, sakit dan kekalutan di hati. Ku sujudkan kepala, tempelkan kening yang penuh dosa pada sajadah yang beraromakan dingin. Berbisik pada bumi, sampai langit yang mendengar. Aku tengadahkan kedua telapak tangan, duduk bersimpuh dengan mengkomat kamitkan segala angan, dengan sejuta harapan agar diperdulikan, didahulukan, didengar, dan dikabulkan oleh Tuhan.

Kau tau apa yang aku pinta pada Tuhan, sayang ?

Ku ingin Tuhan membukakan hatimu
Ku ingin Tuhan melembutkan hatimu

Ku ingin Tuhan membuatmu tetap disisiku
Ku ingin Tuhan mengembalikanmu padaku
Ku ingin Tuhan memberiku kesempatan

Ku ingin Tuhan membukakan hatiku

Ku ingin Tuhan melembutkan hatiku
Ku ingin Tuhan membuatku tetap disisimu
Ku ingin Tuhan mengembalikanku padamu
Ku ingin Tuhan memberimu kesempatan

Jikalau Tuhan mengabulkannya, aku kan berdoa dengan sebaik baiknya di sepertiga malam dalam hujan tanpa sakit dan kekalutan hati. Mengucap beribu terima kasih.  
Tapi aku tau tak perlulah kita menggantukan harapan pada siapapun melainkan Tuhan. Ku ingin di restui dengan senyuman Tuhan, bukan hanya aku tapi juga kamu, KITA.












Minggu, 14 Juni 2015

Kepada : Kamu

Kepada Matahari
Kepada Semesta
Kepada Pagi yang menggigil
Semoga selalu rindu tak malu tampak membasuh hati yang dingin

Kepada kamu

Aku masih di tempat yang sama. Di kedai kopi yang biasa kita singgahi. Tidak dengan kopi, tapi menggenggam segelas coklat kesukaanmu atas namaku. Tak perlu tanya mengapa kali ini aku memesan cokelat bukan kopi.

Kau tau aku amat sangat suka kopi tapi yang manis, rasa nya bikin candu. Tak pernah suka menghabiskan segelas cokelat sepertimu, terlalu mual bagi ku.
Dan yang aku tau, kau tak pernah suka kopi tapi tak pernah menolak berjam jam menemaniku duduk di kedai kopi.

Mataku menyisir kebeberapa sudut, melihat tempat yang biasa kita duduki, bukan tempatku sekarang.
Mencoba menjadi penonton saat tempat itu masih di singgahi kita, masih dengan segelas coklat yang belum tersentuh bibirku. Tak perlu tanya mengapa kali ini aku memesan cokelat bukan kopi.

Ada air mata yang hampir saja menyeruak, seirama dengan pikiran yang sudah jauh berjalan dan hati yang bergejolak memberontak. Tapi aku berhasil melihat kita, sayang.
Aku yang selalu memaksamu mencicipi kopiku, selalu kau tolak, dan ku paksa lagi kemudian menghasilkan tawa. Aku yang mencubit-cubiti lenganmu dan lagi lagi menghasilkan tawa. Sesekali di warnai pembicaraan serius dengan tatapan hangat menenangkan, kemudian kau akhiri dengan mengusap usap ujung kepalaku, kau tau aku begitu menyukai ini. Ada banyak cerita yang kita bagi disana, tentang kemarin saat jarak masih memisahkan kita. Ada banyak rencana yang kita buat untuk merayakan kemenangan melawan jarak di bulan bulan berikutnya. Dan ada lengan mu yang melingkar di bahuku saat kita bergegas meninggalkan kedai itu. Ingatkah kau ? Kita terlihat bahagia, sayang. Membuat iri siapapun yang berada di tempatku sekarang.


Masih dengan ice cokelat yang tak lagi dingin, menghasilkan butir butir air di bagian luar gelasnya.


Ini hanya tentang hatiku yang mulai menggilai setiap kebahagiaan yang kau bawa

Ini hanya tentang hatiku yang sibuk menata jantung yang berdebar. Ada rasa yang bergetar dan tak mau kalah dengan sakit yang belum melonggar.

Dan ini masih tentang hatiku yang menggigil saat tau tentang hatimu.
Aku ingin dirinduimu.
Nyatanya, hatiku terabaikan pada kesempatan kali ini oleh : kamu.

Kamu !
Laki-laki yang ingin ku berlama-lama melingkarkan tangan di lengannya
Kamu !
Laki-laki yang ingin ku berlama-lama ada dalam peluknya
Kamu !
Laki-laki yang ingin ku berlama-lama ada dalam hidupnya

Datang dan memaksa tinggal kemudian tanggal. Membawa pergi setiap bahagia dan menyebarkan racun cokelat yang telah menyebar dengan gilanya. Mengoyak kenangan, mencoba menusuk dada agar jantungku tak lagi berdebar, membuat mabuk dan membiarkan tak sadar. Sementara kau tau bahwa aku pasti mati, walau tanpa belati.

Jadi, tak perlu tanya mengapa kali ini aku memesan cokelat.


Tertanda : Aku (ingin dirinduimu)








Masih Kamu

Baru saja aku melewati satu kebahagiaan yang Tuhan titipkan

Aku masih ingat saat terengah engah menyamai cepatnya langkahmu berjalan.
Dan aku tak akan lupa bagaimana debarnya jantungku saat lengan mu melingkar di bahuku.

Aku masih ingat saat pegal bahuku di sandarimu saat penat.
Dan aku tak lupa bagaimana aku di butuhkan untuk penenagmu.

Aku masih ingat saat kau terbengong bengong tak fokus saat aku berceloteh amat banyak.
Dan aku tak akan lupa bagaimana tawa mu.

Aku masih ingat saat kau ajarkan ku untuk fokus menatapmu.
Dan aku tak akan lupa bagaimana kau berhasil membuat ku salah tingkah.

Aku masih ingat saat ku percaya dengan kebohongan yang kau katakan saat aku panik.
Dan aku tak akan lupa bagaimana cara mu menenangkan ku yang tanpa peluk.

Aku masih ingat saat terkaget kaget dengan kejutan kejutan yang kau buat.
Dan aku tak akan lupa pernah menjadi se istimewa itu aku di matamu.

Aku masih ingat saat duduk di belakangmu, mengamini doa yang kau ucap setelah bersujud pada Tuhan.
Dan aku tak akan lupa pernah meminta izin pada Tuhan untuk milikimu.

Aku masih ingat ...
Dan aku tak akan lupa

Masih tentang kamu ...