Ah kalian pasti maklum kan, ini baru awal-awal saya masuk kuliah, jadi ya masih suka yang kaya, ih kuliah ko gini yaa, terlalu bebas, bawa ular aja boleh, ko belajarnya kaya mandiri gini yaa, ko jadwal belajarnya ngacak yaa, ko kekampus lebih mirip mau clubbing yaa, ko lebih mirip mau kondangan ya, ko lebih mirip orang bangun tidur yaa, ah ini sih jadi ngomentarin orang namanya. Yaa karena kuliah yang umum itu ga ada seragam !!
Padahal seragam itu keren (bilang aja alasan biar ga pusing-pusing nyiapin stok baju), eh tapi bener ko seragam itu keren.
Flashback deh yaa..
Sebenarnya dulu pas di akhir masa SMA tiba-tiba saya bercita-cita
Pas malam pengumuman saya pesimis sekali, saya malah pergi makan sama teman-teman dirumah, banyak banget yang bertanya bagaimana hasil saya. Akhirnya saya penasaran juga, sampai dirumah langsung buka komputer.
Saya akhirnya keterima di pilihan kedua ini, saya berhasil !!!
Bersyukur ? PASTI !! tapi pilihan saya jatuh kepada tidak memilih piliahan kedua itu. Jangan tanya kenapa !!
Nah itu kan cerita tentang perkuliahan umum yaa, jauh dilubuk hati saya telah mengalir jiwa-jiwa taruni. Saya ingin sekali melanjutkan belajar di Sekolah Tinggi, bukan Universitas. Tau kenapa ? Karena menurut saya tipe-tipe pendidikan seperti itu lebih mendalam/meruncing/menjurus pada suatu bidang pekerjaan tertentu.
Contohnya : AMG (Akademi Meteorologi dan Geofisika)
Jadi AMG itu sudah pasti akan bekerja di lingkungan BMG. Dan BMG pun sudah pasti akan merekrut pekerjanya dari AMG, kan begitu.
Tapi, Sekolah Tinggi yang menjadi tujuan saya adalah STPI (Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia). Ya, penerbangan !! Saya sangat ingin sekali bekerja di bidang itu,entah itu mengurusi sebelum penerbangan, saat terbang atau seletah penerbangan. Waktu itu saya memilih Program Study PLLU (Pemandu Lalu Lintas Udara) yang nanti saat bekerja tugasnya kurang lebih adalah mengatur lalulintas pesawat, yaa mengatur bagaimana agar tidak bentrok yang tentu dapat menyebabkan kecelakaan. berkomunikasi dengan pilot. dan menentukan apakah pesawat itu di izinkan terbang atau tidak.
Saya sudah mengikuti pelajaran tambahan untuk itu, apalagi berdoa. Tapi yaa mungkin karena
Selama sekitar 2 bulanan saya dan keluarga pusing sekali menentukan akan melanjutkan sekolah dimana saya ini. Beberapa Universitas Swasta sempat mereka tawarkan, tapi saya masih belum bisa memutuskan. Akhirnya saya mencari-cari trainning untuk maskapai penerbangan, namun tak membuahkan hasil, lah orang saya hanya mencari sih. Akhirnya ditemukanlah STP-Aviasi. Itu sekolah penerbangan juga, berangkat lah kami sekeluarga (dan seorang teman saya, sebut saja namanya Dian Rahmawati) wah rasanya senang buangeeeet, akhirnya, setelah kami daftar dan menunguu detik-detik menjelang tes, teman seperjuangan saya menyerah ia memutuskan untuk kuliah umum. Saya pun mengikutinya (bodoh).
Triing..
Harapan muncul saat teman saya yang lain, sebut saja namanya Anggi Mutia (lah itu mah ga disamarkan) minta rekomendasi STP-Aviasi, ya berangkatlah kami kesana, dia ikut tes dan saya tidak (satu kebodohan lagi, saya akui). Mengapa tidak ? Karena saya pikir jika kami ini keterima belum tentu teman saya jadi masuk situ, karena ia masih menunggu pengumuman yang lain dan karena saya juga sudah terlanjur Setor Uang untuk masuk Universitas lain (lain dengan kedua teman saya).
Waktu itu saya galau to the max. Gamal, Galau Maksimal. Apalagi setelah teman saya yang kedua akhirnya di terima dan masuk ke STP-Aviasi. Saya SANGAT galau segalau galaunya orang galau. hehe. Melihat teman saya akhirnya memakai seragam, saya nangis. Saya bukannya iri, hanya menyesali. Saya tau itu bukan cita-cita dia sejak awal itu cita-cita saya, pikir saya dalam hati. Ya cita-cita dia adalah berlayar di bidang Hubungan Internasional atau Public Relation, dia sangat bawel memang. Sekali lagi saya sedih, apalagi melihat dan mendengar cerita-cerita kedua teman seperjuangan saya itu yang sangat menyenangkan dan saat ini berbeda dengan saya. Oh mungkin saya belum sampai pada tahap seperti mereka kali ya, sugesti saya.
Dan dari cerita yang panjang lebar itu lah saya merindukan SMA. Masa-masa dimana saya merasa sama dengan mereka, saya memiliki cerita yang sama dengan mereka, kami sejalan, kami teratur.
Saya kangen masa-masa itu, istirahat yang serentak, datang dan pulang yang serentak, upacara bendera, ngumpet saat lupa bawa topi upacara dan tidur-tidur dikelas saat jam kosong, coret-coret papan tulis, nyimpen buku pelajaran, sampah dan handphone di kolong meja, kangen temen-temen semeja saya (Hay, Tristy, Christina, Yola, long time no see yaa), kangen sama gambar-gambar ga jelas saat pelajaran biologi dan fisika, kangen guru-guru yang cara mengajarnya sering saya protes dalam hati. Hihi. Sekarang malah kangen banget, sekarang kalau diinget-inget malah beliau-belian ini sangat menyenangkan. Oh ya saya juga kangen tempat sampah Organik dan Non organik serta bau cat yang timbul 2 minggu sekali (sekolah saya memang rajin di cat, wuw keren kan).
Info aja , sekarang saya kuliah di suatu Universitas swasta di Jakarta dengan Fakultas Ekonomi&Bisnis, Jurusan Akuntansi.
Maaf IPA , saya menghianati kalian.
Tapi saya percaya ilmu itu tidak akan ada yang sia-sia. Sampai sekarang saya masih suka baca-baca catatan Biologi saya loh . I love Biologi. I love Ekonomi. Saya sih Optimis kesuksesan disini dan itu bisa muncul karena ketekunan.
Doakan saya dan kalian sukses selalu dijalan kita masing-masing saat ini yaa.
Byeeee :)
See yaa next post
Tidak ada komentar:
Posting Komentar