Tak hanya sekali kau melalukan kesalahan yang begitu menyakitkan, mungkin begitu menyakitkan karena aku pun begitu mencintaimu. Tak sekali pula aku maafkan kemudian ku sembuhkan lukaku sendiri. Apa kau perduli itu ? Apa pernah kau ingin tau bagaimana lukanya ? Bekasnya ? Walau aku akan selalu menutupnya rapat, agar kau tak pergi, karena kasihan melihatku yang terus terluka yang itupun tentu karena kau. Kau hanya selalu melihatku yang tanpa cacat bukan ?
"Aku tau kamu perempuan yang kuat", begitu selalu katamu. Begitu selalu yang kau ucap saat kau lakukan lagi kesalahanmu. Lagi lagi kau tak pernah tau bahwa aku lemah, tak lebih kuat dari lapisan es di atas laut, sekali retak... maka hancurlah ia. Tapi aku tetap selalu mencoba menjadi perempuan yang selalu kau katakan itu, "perempuan yang kuat". Aku hanya tak ingin menyerah memperjuangkanmu, berkali-kali.
Kau pun bukan tak pernah menyambut perjuanganku. Apa kau lupa bahwa semua ini kau yang memulai ?? Yang memperjuangkanku saat ada orang lain yang dengan sangat baik menjagaku ? Apa kau lupa itu ? Apa kau lupa bagaimana sihirmu mampu membawaku melihat indah pada semua yang ada padamu ?
Kau pun bukan tak pernah menyambut perjuanganku. Apa kau lupa bahwa semua ini kau yang memulai ?? Yang memperjuangkanku saat ada orang lain yang dengan sangat baik menjagaku ? Apa kau lupa itu ? Apa kau lupa bagaimana sihirmu mampu membawaku melihat indah pada semua yang ada padamu ?
Kau sejuk, kau lembut, kau manis, kau berwarna warni dan aku hanya seorang anak kecil. Bagaimana tidak aku tertarik padamu ?
Kau bilang kau sudah tidak perduli dengan masalalumu, kau bilang kau akan memulainya lagi denganku, dengan awal yang tak lagi sama. Kau pun sudah yakin dengan keputusanku yang memilih menemanimu berjuang. Kemudian jadilah kita.
Kita membuka lagi awal yang baru, kita yang pernah kau tinggalkan demi masalalumu yang kemudian hanya menyisakan aku. Lalu aku percaya lagi dengan yang kau bilang.
Aku tidak pernah tidak mempercayaimu walau ku tau sebenarnya itu dusta.Aku tidak pernah berkata tidak untuk semua yang kau pinta walau ku tau bukan itu yang sebenarnya kau inginkan.
Aku tidak pernah tidak mempercayaimu walau ku tau sebenarnya itu dusta.Aku tidak pernah berkata tidak untuk semua yang kau pinta walau ku tau bukan itu yang sebenarnya kau inginkan.
Bukankah kau sudah yakin dengan yang kupilih ? Bukankah kau sudah tuli dengan apa yang orang katakan diluar sana ? Bukankah sekarang aku sudah untukmu ? Tidak ingin kah kau mebagi kebahagian kita pada mereka ? mereka yang pernah ngabaikan kita ? mengabaikanmu ? Lalu apa lagi yang kau ragukan hingga kau meninggalkan kita lagi dan hanya menyisakan aku lagi pada akhirnya. Bahkan tanpa menjawab sedikitpun beribu pertanyaan dalam otakku. Kau diam tanpas isak. Rapat tanpa cela. Bersih tanpa jejak. Pergi tanpa pamit. Entah harus dimana aku cari jawabnya, entah harus bagaimana otak ini menyimpulkan jawab dari beribu tanyanya sendiri.
Dalam kehancuran (yang tidak pernah kau tau) itu bahkan kau tak jua pergi dari hatiku. Hanya sesaat pergi dari hariku yang kupikir akan membawamu pergi juga dari hatiku, tapi ternyata tidak. Kau tetap pemenang di hatiku.
Kau datang lagi di hariku, kau bangkitkan lagi dirimu sendiri yang hanya tertidur di hatiku. Dan kita menanti lagi matahari tebit kemudian menunggunya terbenam. Aku yang berangan dan berlaku kau kekasihku, juga kau yang memperlakukan aku sebagai kekasih di tiap detikmu. Tapi tanpa aku yang bisa orang lain sebut sebagai kekasihmu. Aku yang tak pernah kau tunjukkan pada dunia, aku selalu kau sembunyikan dibalik mendungnya awan yang kemudian memberimu hujan kesejukan.
Kau datang lagi di hariku, kau bangkitkan lagi dirimu sendiri yang hanya tertidur di hatiku. Dan kita menanti lagi matahari tebit kemudian menunggunya terbenam. Aku yang berangan dan berlaku kau kekasihku, juga kau yang memperlakukan aku sebagai kekasih di tiap detikmu. Tapi tanpa aku yang bisa orang lain sebut sebagai kekasihmu. Aku yang tak pernah kau tunjukkan pada dunia, aku selalu kau sembunyikan dibalik mendungnya awan yang kemudian memberimu hujan kesejukan.
"Aku sayang kamu, sayang banget malah, kamu sabar sebentar lagi, aku udah punya waktu yang tepat, kalau kamu sabar aku pasti akan kasih semua" begitulah katamu, padahal aku hanya menanyakan siapa aku di hatimu saat ini ? harus aku anggap apa semua kata sayang yang kau ucapkan itu ?
Aku hanya meminta sesuatu yang pasti, yang gelap atau yang terang ? tidak mendung seperti ini. Entah kapan waktu sebentar lagi yang sering kau katakan itu. Entah apa yang akan kau berikan padaku nanti seperti yang sering kau katakan itu. Karena sayang, aku tak pernah memintamu yang lain lain lagi selain sesuatu yang pasti. Kemudian aku kembali mempercayaimu.
Aku hanya meminta sesuatu yang pasti, yang gelap atau yang terang ? tidak mendung seperti ini. Entah kapan waktu sebentar lagi yang sering kau katakan itu. Entah apa yang akan kau berikan padaku nanti seperti yang sering kau katakan itu. Karena sayang, aku tak pernah memintamu yang lain lain lagi selain sesuatu yang pasti. Kemudian aku kembali mempercayaimu.
"Kamu boleh pergi kalau kamu udah ga kuat nunggu ini, yang jelas aku sayang kamu, dan ga ada indikasi aku sama yang lain, dan sedang menunggu yang lain" itu lagi yang kau katakan saat aku kembali menanyakannya. Lalu aku tersenyum, senang dengan katamu yang (katanya) menyayangiku.
Aku menanyakan tentu bukan tanpa alasan. Hey... bahkan kau menyruhku pergi, ketahuilah... bagaimana aku bisa pergi saat sudah sejauh ini kita berjalan, sudah selama ini aku bersabar, sudah sekuat ini aku bertahan dan sudah seterlena ini aku padamu. Kelihatannya lebih mudah jika kau yang pergi dari hariku dibanding aku yang pergi dari harimu.
Aku menanyakan tentu bukan tanpa alasan. Hey... bahkan kau menyruhku pergi, ketahuilah... bagaimana aku bisa pergi saat sudah sejauh ini kita berjalan, sudah selama ini aku bersabar, sudah sekuat ini aku bertahan dan sudah seterlena ini aku padamu. Kelihatannya lebih mudah jika kau yang pergi dari hariku dibanding aku yang pergi dari harimu.
Yang tidak pernah aku tau adalah ... Sayang seperti apa yang kau maksud dalam kalimat-kalimat yang sering kau ucapkan itu ?? Menginginkan ku untuk tetap tinggal saja kamu tidak, tapi aku masih saja mau menemanimu yang ku anggap sedang berjuang, memperjuangkan kita. Yang sampai sejauh ini tidak pernah aku rasakan manisnya buah perjuanganmu.
Aku gerah, aku muak, aku tak ingin mendengar, aku benci, aku marah dengan apa yang banyak orang katakan tentang kebodohanku. Tentang ketololan. Lelucon macam apa yang sedang aku lakukan ini ?? tetap tertawa-tawa meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bahagia denganmu, berdiri kuat di zona tanpa pegangan ini.
Kini aku sedang jatuh-jatuhnya, sedang hancur-hancurnya, sedang terpuruk-terpuruknya karena semua ucapan mereka DAN KAU DIMANA SAYANG ? KAU KEMANA ? AKU MEMBUTUHKANMU
Tidak kah ingin kau mematahkan semua ucapan mereka ? tidak kah ingin kau membuatku menang ? tersenyum di atas kerajaanmu ? mengalahkan semua ucapan mereka.
Tidak mungkin aku terus berjuang untuk seseorang yang bahkan (mau) memperjuangkan ku saja tidak.
Tidak kah ingin kau mematahkan semua ucapan mereka ? tidak kah ingin kau membuatku menang ? tersenyum di atas kerajaanmu ? mengalahkan semua ucapan mereka.
Tidak mungkin aku terus berjuang untuk seseorang yang bahkan (mau) memperjuangkan ku saja tidak.
Aku lelah menjadi perempuan kuat mu. Dan kini, biarkan aku menyerah sayang ....
aku mencintaimu dan tetap mencintaimu ...
aku mencintaimu dan tetap mencintaimu ...
Cintai juga orang yang memang benar benar kau cintai, perjuangkan ia karna kaum mu lah yang lebih kuat, yang lebih harus memperjuangkan kaum ku. Perjuangkan ia yang dengannya kau bisa bekata tanpa dusta, perjuangkan ia yang dengannya kau bangga tunjukkan pada dunia, perjuangkan ia yang mungkin bukan aku. Aku tidak akan kemana mana, datang saja jika kau membutuhkan aku, datang saja jika kau sudah tau siapa ia yang harus kau perjuangkan ....