Senin, 25 November 2013

Kini, biarkan aku menyerah sayang

Tak hanya sekali kau melalukan kesalahan yang begitu menyakitkan, mungkin begitu menyakitkan karena aku pun begitu mencintaimu. Tak sekali pula aku maafkan kemudian ku sembuhkan lukaku sendiri. Apa kau perduli itu ? Apa pernah kau ingin tau bagaimana lukanya ? Bekasnya ? Walau aku akan selalu menutupnya rapat, agar kau tak pergi, karena kasihan melihatku yang terus terluka yang itupun tentu karena kau. Kau hanya selalu melihatku yang tanpa cacat bukan ? 

"Aku tau kamu perempuan yang kuat", begitu selalu katamu. Begitu selalu yang kau ucap saat kau lakukan lagi kesalahanmu. Lagi lagi kau tak pernah tau bahwa aku lemah, tak lebih kuat dari lapisan es di atas laut, sekali retak... maka hancurlah ia. Tapi aku tetap selalu mencoba menjadi perempuan yang selalu kau katakan itu, "perempuan yang kuat". Aku hanya tak ingin menyerah memperjuangkanmu, berkali-kali. 

Kau pun bukan tak pernah menyambut perjuanganku. Apa kau lupa bahwa semua ini kau yang memulai ?? Yang memperjuangkanku saat ada orang lain yang dengan sangat baik menjagaku ? Apa kau lupa itu ? Apa kau lupa bagaimana sihirmu mampu membawaku melihat indah pada semua yang ada padamu ?

Kau sejuk, kau lembut, kau manis, kau berwarna warni dan aku hanya seorang anak kecil. Bagaimana tidak aku tertarik padamu ?

Kau bilang kau sudah tidak perduli dengan masalalumu, kau bilang kau akan memulainya lagi denganku, dengan awal yang tak lagi sama. Kau pun sudah yakin dengan keputusanku yang memilih menemanimu berjuang. Kemudian jadilah kita.

Kita membuka lagi awal yang baru, kita yang pernah kau tinggalkan demi masalalumu yang kemudian hanya menyisakan aku. Lalu aku percaya lagi dengan yang kau bilang. 

Aku tidak pernah tidak mempercayaimu walau ku tau sebenarnya itu dusta.Aku tidak pernah berkata tidak untuk semua yang kau pinta walau ku tau bukan itu yang sebenarnya kau inginkan.

 Bukankah kau sudah yakin dengan yang kupilih ? Bukankah kau sudah tuli dengan apa yang orang katakan diluar sana ? Bukankah sekarang aku sudah untukmu ? Tidak ingin kah kau mebagi kebahagian kita pada mereka ? mereka yang pernah ngabaikan kita ? mengabaikanmu ? Lalu apa lagi yang kau ragukan hingga kau meninggalkan kita lagi dan hanya menyisakan aku lagi pada akhirnya. Bahkan tanpa menjawab sedikitpun beribu pertanyaan dalam otakku. Kau diam tanpas isak. Rapat tanpa cela. Bersih tanpa jejak. Pergi tanpa pamit. Entah harus dimana aku cari jawabnya, entah harus bagaimana otak ini menyimpulkan jawab dari beribu tanyanya sendiri.

Dalam kehancuran (yang tidak pernah kau tau) itu bahkan kau tak jua pergi dari hatiku. Hanya sesaat pergi dari hariku yang kupikir akan membawamu pergi juga dari hatiku, tapi ternyata tidak. Kau tetap pemenang di hatiku.

Kau datang lagi di hariku, kau bangkitkan lagi dirimu sendiri yang hanya tertidur di hatiku. Dan kita menanti lagi matahari tebit kemudian menunggunya terbenam. Aku yang berangan dan berlaku kau kekasihku, juga kau yang memperlakukan aku sebagai kekasih di tiap detikmu. Tapi tanpa aku yang bisa orang lain sebut sebagai kekasihmu. Aku yang tak pernah kau tunjukkan pada dunia, aku selalu kau sembunyikan dibalik mendungnya awan yang kemudian memberimu hujan kesejukan.

"Aku sayang kamu, sayang banget malah, kamu sabar sebentar lagi, aku udah punya waktu yang tepat, kalau kamu sabar aku pasti akan kasih semua" begitulah katamu, padahal aku hanya menanyakan siapa aku di hatimu saat ini ? harus aku anggap apa semua kata sayang yang kau ucapkan itu ?

Aku hanya meminta sesuatu yang pasti, yang gelap atau yang terang ? tidak mendung seperti ini. Entah kapan waktu sebentar lagi yang sering kau katakan itu. Entah apa yang akan kau berikan padaku nanti seperti yang sering kau katakan itu. Karena sayang, aku tak pernah memintamu yang lain lain lagi selain sesuatu yang pasti. Kemudian aku kembali mempercayaimu.

"Kamu boleh pergi kalau kamu udah ga kuat nunggu ini, yang jelas aku sayang kamu, dan ga ada indikasi aku sama yang lain, dan sedang menunggu yang lain"  itu lagi yang kau katakan saat aku kembali menanyakannya. Lalu aku tersenyum, senang dengan katamu yang (katanya) menyayangiku. 

Aku menanyakan tentu bukan tanpa alasan. Hey... bahkan kau menyruhku pergi, ketahuilah... bagaimana aku bisa pergi saat sudah sejauh ini kita berjalan, sudah selama ini aku bersabar, sudah sekuat ini aku bertahan dan sudah seterlena ini aku padamu. Kelihatannya lebih mudah jika kau yang pergi dari hariku dibanding aku yang pergi dari harimu.

Yang tidak pernah aku tau adalah ... Sayang seperti apa yang kau maksud dalam kalimat-kalimat yang sering kau ucapkan itu ?? Menginginkan ku untuk tetap tinggal saja kamu tidak, tapi aku masih saja mau menemanimu yang ku anggap sedang berjuang, memperjuangkan kita. Yang sampai sejauh ini tidak pernah aku rasakan manisnya buah perjuanganmu.

Aku gerah, aku muak, aku tak ingin mendengar, aku benci, aku marah dengan apa yang banyak orang katakan tentang kebodohanku. Tentang ketololan. Lelucon macam apa yang sedang aku lakukan ini ?? tetap tertawa-tawa meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bahagia denganmu, berdiri kuat di zona tanpa pegangan ini.

Kini aku sedang jatuh-jatuhnya, sedang hancur-hancurnya, sedang terpuruk-terpuruknya karena semua ucapan mereka DAN KAU DIMANA SAYANG ? KAU KEMANA ? AKU MEMBUTUHKANMU

Tidak kah ingin kau mematahkan semua ucapan mereka ? tidak kah ingin kau membuatku menang ? tersenyum di atas kerajaanmu ? mengalahkan semua ucapan mereka. 

Tidak mungkin aku terus berjuang untuk seseorang yang bahkan (mau) memperjuangkan ku saja tidak.

Aku lelah menjadi perempuan kuat mu. Dan kini, biarkan aku menyerah sayang ....


aku mencintaimu dan tetap mencintaimu ...




Cintai juga orang yang memang benar benar kau cintai, perjuangkan ia karna kaum mu lah yang lebih kuat, yang lebih harus memperjuangkan kaum ku. Perjuangkan ia yang dengannya kau bisa bekata tanpa dusta, perjuangkan ia yang dengannya kau bangga tunjukkan pada dunia, perjuangkan ia yang mungkin bukan aku. Aku tidak akan kemana mana, datang saja jika kau membutuhkan aku, datang saja jika kau sudah tau siapa ia yang harus kau perjuangkan ....


Harus - Lagi ?

Harus selama lagi aku menunggu kau meng-iyakan semua tanyaku ?
Harus sesabar apa lagi aku menantimu ?
Harus selembut apa lagi aku meminta padamu ?
Harus sekuat apa lagi aku memaksa menjejaki harimu ?
Harus semanis apa lagi kata yang aku utarakan agar kau dapat mengerti ?
Harus sesering apa lagi aku menuntutmu ?
Harus sedalam apa lagi aku mencintaimu untuk kau pun mencintaiku ?
Harus sejauh mana lagi aku mengapung di ombang ambingnya semua jawabmu ?
Harus setinggi apa lagi aku terlena dengan angan angan yang kau buat untuk menyadarkanku ?

Katakan lah aku seorang yang bodoh...
Yang mencintai seorang yang bahkan menyuruhku makan saja tidak, dibanding dia yang mengajakku makan
Yang merindui seorang yang bahkan menanyakan kegiatanku hari ini saja tidak, dibanding dia yang menemani seharian kegiatanku
Yang mengasihi seorang yang bahkan menginginkan kehadiranku pun tidak, dibanding dia yang meminta mintaku untuk selalu ada
Yang meminta seorang yang ingin membahagiakanku saja tidak, dibanding dia yang mampu memberikanku dunia
Yang mengharap seorang yang bahkan menoleh saat ku panggilpun tidak, dibanding dia yang sesalu dapat menggenggamku
Yang menantikan seseorang yang perduli dengan air mataku saja tidak, dibanding dia yang memberikan bahunya untukku bersandar

Seandainya cinta hanya tentang pemikiran, tak hanya tentang perasaan
Seandainya cinta dapat melihat, tak hanya mendengar
Seandainya cinta dapat memilih, tak hanya sekedar ketidaksengajaan
Seandainya cinta ... Mungkin kau sudah berakhir pada ku, kemudian mengawali kita ...



Minggu, 24 November 2013

Laut dan Pantai

Aku yang sedangkal pantai, dan kamu yang sedalam laut. Tapi laut takkan pernah meninggalkan pantai... hanya itu yang aku tau 
Tak pernah berhenti diterpa sang ombak, tak pernah berhenti pula sang pantai menemani laut
Aku pantai dari lautmu, hanya tempat meredakan gelombang besarmu untuk kau minta lagi sebagian dan ku jadikan buih sebagiannya lagi
Lalu aku dapat apa ? Dapat melihat mereka tersenyum berpijak di atasku karna melihat sang mentari jatuh kepelukanmu di pembuka malam ? 
Kemudian kamu merasa menang ?



Seandainya Berbicara Tentangmu Lagi

Dongen berbicara mengenai "Seandainya". Yaa, seandainya memang hanya ada di dongeng, semua yang sudah terjadi yaa terjadilah, tak bisa diubah bekasnya, tak bisa dipilih hasilnya, hanya akhir yang kita dapat, akhir yang sudah terjadi dan kini terimalah ....

Aku memulai lagi pembicaraan itu, pembicaraan tentangmu, kamu yang masih saja merajai relung terlembut dan terlemah ini. Tak pernah ada yang tak istimewa membicarakan tentangmu, tak pernah tak berbinar mataku memceritakan ulang lagi semua tentangmu, tak pernah tak tersenyum aku menyebut namamu malu-malu, berdebar. Sungguh aku tak ingin secepat ini menyebutnya cinta, secepat kita melalukan pertemuan malam itu. Malam yang tak akan pernah aku kira akan menjadi awal dari "kita". Mengubah hari-hariku, mengacak hatiku.

Malam itu kita merasakan suntuk yang sama, merasakan keinginan yang sama, dan singkat saja kemudian kita pergi bersama. Canggung sungguhlah ada, ini pertama kali kita bertatap setelah berminggu minggu berselancar di lini masa. Tapi kamu, ternyata membuatku nyaman. Bahkan sudah berpuluh puluh kali lelaki yang orang lain kenalkan padaku kemudian ku tolak, tak pernah aku mulai. Berpuluh puluh lelaki teman di lini masaku yang mengasyikan tapi enggan untuk aku terima ajakannya bertemu. Tapi kamu, entah kenapa aku ingin.

Sampai di detik ini, seandainya saja aku tau malam itu akan membawa cerita panjang di hari-hariku, mungkin aku kan menolak ajakan merealisasikan semua anganku, untuk mendengar langsung bagaimana suaramu, bagaimana lengkung senyummu, bagaimana tawa lepasmu, dan seperti apa wangimu. Cerita panjang yang tentu tidak hanya indah.

Aku tau ini bukan dongeng, tapi seandainya saja tidak pernah ada kamu dihati dan pikiran ku. Seandainya saja kamu tak begitu kuat menembus pertahananku. Seandainya saja aku cukup kuat untuk menolakmu yang memintaku kembali, seandainya saja aku cukup pintar untuk tidak membiarkanmu mempermainkan semua ini berulang ulang kali, seandainya saja aku cukup kuat menutup hatiku untukmu... dan ... seandainya saja yang aku inginkan saat ini adalah kamu pergi dari hatiku, bukan sekedar pergi dari hariku



Apa Yang Bisa Oleh Cinta

Apa yang bisa oleh cinta ???

Seandainya cinta bisa mendengar, mungkin ia tak akan bertahan sejauh ini

Seandainya cinta bisa menuntut, mungkin ia sudah pergi meninggalkan

Seandainya cinta bisa menguatkan, mungkin ia tak akan bisa selemah itu di hadapannya

Seandainya cinta bisa menyembuhkan, mungkin tak akan pernah ada sakit disini

Dan seandainya cinta itu pintar, mungkin ia takkan sebodoh ini bertahan, mungkin ia akan pergi sudah sejak lama, mungkin ia tidak akan sehancur ini .... mungkin