Minggu, 27 November 2016

BEAUTY REVIEW : Revlon Colorstay Aqua Mineral Makeup

Hello Gorgeous
Aku mau coba coba review perintilan makeup. Di saat orang orang beralih dari blogger menjadi vlogger, aku malah tertarik buat ketak ketik.

Anyway, first review aku kali ini adalah Revlon Colorstay Aqua Mineral Makeup alias powder alias bedak.



Kemasan dari bedak tabur pada umumnya cenderung lebih pendek dan melebar. Kalau si Revlon ini hadir dengan kemsan yang unik, berbentuk tabung yang mungil dangan kaca transparan .. eh bukan kaca deh, plastik hehe. Revlon Colorstay Aqua juga di klaim sebagai mineral makeup. Sebenarnya apa sih mineral makeup itu ?

Makeup Mineral terdiri dari partikel halus bubuk oksida besi, zinc oksida dan titanium oksida yang di tambang dari perut bumi. Selain lebih alami sehingga lebih sedikit menimbulkan alergi, kelebihan dari makeup mineral ini mampu memberikan pigmen perlindungan dari matahari, ringan dan tidak menutup pori pori maka jerawat bisa di hindari dan akan menghasilkan makeup yang flawless look.


Dan kalau bedak tabur pada umumnya di sediakan sponge, kalau si Revlon ini datang dengan brush mini di bagian atas tutupnya.

Walapun bulu bulunya halus, tapi si bush mini ini kurang cocok sebagai apliator karna dia terlalu kaku, malah bikin bedak terbang kemana mana. Kan sayang.


Shadenya aku pilih yang Light Medium, ada berapa pilihannya aku lupa, main main aja ya girls ke counter Revlonnya. Bedak ini ada shimerya, tapi gak lebay kok masih halus, malah bikin kulit kelihatan glowing dan sehat. Sampai waktu itu, ceritanya aku lagi di satu toko aksesois di mall yang lampunya kuning remang remang, ada temen yang bilang "kamu keringetan yaa, tapi kok seger banget mukanya". Aku mau ketawa, sebel tapi seneng. Ya masa di mall aku keringetan, tapi seenggaknya si bedak ini efeknya ada dan keliatan lah yaa.

Untuk soal coverage jenis bedak tabur sih sebaiknya gak usah mengharapkan yang gimana mana. Sama kaya si Revlon ini yang menurut aku gak ada coveragenya di bandingkan dengan bedak tabur emina, tapi untuk ketahanannya oke banget, hampir 12 jam dipakai shimernya masih on poin, haha. Oil kontrolnya juga oke, bisa menunda T-Zone aku berubah jadi kilang minyak.
Untuk penggunaan dengan BB cream atau foundation, beuhh bedak ini badhai lah, cucok banget, bikin makeup wajah kita keliatan flawless abis.


Oh iya, begitu di aplikasiin ke wajah, kita akan merasakan sensasi basah basah adem. Awalnya norak, kirain brushnya basah atau ketumpahan air, padahal dari namanya aja udah ada aqua aqua nya ya, eh ada hubungannya gak sih ? . Tapi waktu di counternya aku sawatch di tangan gak berasa tuh sensasi basah basah adem, jadi mungkin sensasinya akan hilang seiring berjalannya waktu (yang penting perasaan kamu ke aku jangan kaya gitu ya mas). Kebiasaan kalau beli makeup, beli dulu baru liat reviewnya. Aku beli bedak ini dengan harga Rp 170.000 di counernya Revlon Supermall Karawaci dengan berat bersih 9.9 gr which is kayanya paling mahal dari orang orang yang udah review sebelumnya. Hiks

Sayangnya si Revlon Colorstay Aqua Mineral Makeup ini gak travel friendly, atau aku yang agak agak bodoh karna membuka semua sticker pelindungnya, jadi dia akan menyisakan si bedak di atasnya yang cukup banyak. Kalau di bawa bawa di tas, udah nyungsep sana sini begitu di buka... buarrr tumpah tumpahan deh tuh isinya. Ngerti kan maksud aku ? hehe. Repurchase gak ya ? Pikir pikir dulu deh








Sabtu, 14 Mei 2016

Dua Jam Sebelum Hari Itu

Seminggu sebelum hari itu mataku lebih terlena menatap langit langit kamar. Berpikir cara menjadikan hari itu istimewa, untukmu.

Aku ingin seperti yang lain, tidak ingin yang lain dari biasanya. Aku ingin menjadikan diriku istimewa untukmu, walau sering kau katakan aku sudah. Aku ingin kita menjadikan hari itu lebih membahagiakan dari hari biasanya.

Kemeja, sapasang sepatu, tas dan jam tangan, aku ingin semua untukmu.
Membangunkanmu dengan kejutan yang kubawa tepat di tengah malam. Aku ingin melakukan itu untukmu seperti kebanyakan. Seperti yang kau lalukan padaku.

Tapi maaf atas keterbatasanku yang teramat. Aku harus memilah benda apa yag penting untukmu. Sebuah kemeja, tas, jam tangan kah, atau sepasang sepatu ?

Bahkan untuk menyusulmu, memberikan kejutan yang hanya berupa kehadiranku dari jarak ratusan kilometer aku tak mampu kompromi dengan waktuku bekerja. Aku tak mampu.

Malam berikutnya kupandangi kotak berbungkus warna warni yang ku pilih berkali kali, terselipkan surat wangi berisian doa yang ku tulis dengan puisi berharap agar kau suka.

Hari itu tiba, mataku yang sejak lalu terlena menatap langit kamar masih belum bisa bertemu dengan matamu. Kotak warna warni yang terselipkan surat wangi itu pun masih bertahta di meja kamarku, entah sampai kapan, sampai tiba saat kau menemuiku.

Aku (dan pasti kamu juga) ingin seperti yang lain, mengamini doa doa yang kau panjat setelah tiup lilin. Berdoa meminta apapun tanpa ampun untuk esok yang lebih baik, bersyukur atas apa yang sudah dicapai sampai saat ini. Aku ingin disuapi kue potongan pertamamu. Menyambut pertambahan usiamu dengan nyanyian merdu nan riang. Tapi yaa .. kita lain, daripada yang lain.

Aku hanya bisa berdoa dari sini, dari tempatku .. dan kamu dari tempatmu disana. Bersua lewat suara.

                                     ***

Kita pernah berjarak ratusan kilometer, tapi hatiku dulu tetap bahagia dengan cerita tak penting kita di linimasa. Sekarang, kita dikota yang sama, tapi tak pernah minum kopi bersama sama. Tak lagi melepas penat di pantai sampai terbit senja.

Tau kah kamu apa yang menyebabkan orang ingin kembali ke masa lalu ? Di masa lalu ia menemukan kebahagiaan yang dihari ini mungkin sudah luput dari genggamannya. Dan aku mencarinya.. kebahagiaan yang luput. Tapi kau pergi membawa semua cahaya, berlari menjauhiku yang meraba dalam gelap.

Menuliskan makna pada semua kalimat tentang dirimu bahkan lebih mudah dibanding kesulitan hidup setelah kau tiada. Bahwa memuntahkan cerita tentang mu seribu kali lebih mudah daripada menyadari bahwa jiwaku telah gusar menahan sepi saat kau tak disini.

Sampai sekarang, aku masih ingin bertanya mengapa kamu datang untuk kemudian pergi kembali ? Aku masih ingat dimana rumahmu, tapi aku tak punya nyali untuk mengetuk pintu. Aku setengah mati mengutuki diriku dengan perih yang tak terbantahkan, bahwa aku tak pernah bernyali untuk jelas mempertanyakan. Aku sudah lelah menduga duga.

                                 ***

Sekarang dan beberapa tahun kemarin aku memang tak lagi melakukan ritual cemas cemas bahagia untuk menyambut hari itu. Tak juga menyiapkan sekotak kado berselipkan surat wangi. Tak membiarkan mata terlena menatap langit langit kamar mencari cara berkompromi dengan segala keterbatasan untuk menemuimu, memberikan sebuah kejutan manis.

Malam ini kupejamkan mata, membiarkan logikaku lumpuh dikalahkan oleh rasa yang mengendap masuk, menjelajah kenangan yang tak bisa ku hapus. Ku usap potret usang yang tak bisa tersentuh, lalu kusadar bahwa rindu itu menyentak, tepat saat hati meretas kenangan.

Malam sudah semangkin membungkuk. Rembulan kian meninggi. Dua jam sebelum hari itu hanya hening, sebelebihnya adalah rindu untuk mengucapkan ...

Selamat ulang tahun.






(02 April 2016)