Ini masalah lebih dari 400km keberadaan ku darimu. Lebih dari 1500 jam tanpa melihatmu. Jujur, aku iri dengan mereka yang bisa melihat senyummu setiap hari, mendengar suaramu, bahkan mencium bau mu. Sepertinya aku cemburu.
Ini waktu terlama kita tanpa pertemuan, tanpa mata yang mendengar pembicaraan, tanpa saling dekap merasa kehangatan. Aku rindu sekedar candaanmu... yaa seperti biasa, via chat. Aku rindu sekedar keingintahuanmu apakan aku sudah makan, bagaimana kondisi perutku jika telat makan, apakah aku sudah solat. Aku rindu sekedar pemberitahuanmu tentang apa yang kau lakukan di tampatmu saat itu.
Ini waktu terlama dengan saling sentuh tanpa genggam. Apa ini masa-masa nya lelah ?? atau ini lah Bom Waktu yang sudah tersimpan sekian lama. Siap meledak kapanmu ketika waktunya sudah habis. Mungkin antusiasmu terhadapku seperti itu, yaa ... waktu nya sudah habis.
Aku melemah, kalah dengan pikiran-pikiran buruk tentang mu.
Aku melemah, kalah dengan kebungaman mu dalam mencak mencak ku
Aku melemah, kalah dengan ketidak pedulianmu
Aku melemah, kalah dengan kegiatanmu yang semakin padat
Hingga aku benar-benar harus mencari yang lebih kuat, kuat menopang kelemahanku.
Aku kehilanganmu, entah kamu tenggelam dalam dasar kesibukan mu sendiri yang mana.
no text... no call...
Hingga tinggal aku yangg terus memanggil, memanggil, memanggil dan tetap tanpa jawab. sampai aku tau bahwa aku lah penyebah kekisruhan pikiranmu. Aku pengganggumu.
Aku menyayangi mu dengan itu, apapun yang kau tuduhkan kepadaku. Tapi aku merasa seperti berjuang sendiri, dan berpikir 'untuk apa aku lalukan ini....?' sampai Dia datang.
Aku mulai terbiasa dengannya. Dia penutup kegundahanku mencarimu.
Dia membuka percakapan-percakapan baru.
Penghilang sepi hari-hariku dari kesibukan yang menenggelamkanmu.
Pendengar yang ada saat aku ingin di dengar, saat aku tak di dengar oleh mu.
Ya Tuhan, bagaimana bisa aku merasa sudah mengenalnya jauh seperti ini padahal bertemu saja belum ?? Mungkin karna dia bawel, cerewet, Yaa bahkan baru pertama berjumpa saja dia sudah banyak cerita tentang apapun, kedai kedai makan kesukaannya, keluarganya, rencana masa depannya, pengalamannya ... dan dia dengan mudah dan santainya memperlalukan aku selayaknya seorang kekasih, mengistimewakanku dengan sopan. Ternyata kita serupa, serupa bentuk cinta yang di dapat. Kami merasa sama sama berjuang sendiri, merasa lelah mengemis ngemis pada 'mereka'
Kami tau persis kami masih memiliki seseorang lainnya di samping kami yang sudah jauh sangat lama mengenal dan berbagi percakapan di bandingkan aku dengan dia. Sampai kita hanya bisa berdiri di belakang untuk saling menguatkan
"toh cinta ga harus memiliki.." katanya klasik
Tapi kami tetap saja berjalan semakin dan semakin jauh, entah sebenarnya apa yang terjadi dengan orang-orang di samping kami. Apa mereka melakukan hal yang sama seperti aku dan dia. Atau ternyata mereka memang benar benar tak bisa di ganggu oleh kesibukann, jangankan untuk kita mungkin untuk diri sendirinya pun tak bisa. Entahlah... kami lemah, kalah oleh pikiran pikiran buruk itu
Yang jelas aku senang dengan perlakuan dia. Aku menikmati suasana dengan nya. aku menemukan lagi sensai panas badannku karna pacuan jantung dan aliran darah yang semakin cepat membuat pipiku merah padam dengan waktu singkat.
Membuat aku merasa di butuhkan ....
Dan inilah, aku kalah oleh nya...Waktu
|
Masa lalu bukan untuk dilupain kan ? Tapi aku ga mau larut juga dalam nostalgia :)) |